Senin, 04 Januari 2010

MENANGIS DARAH

Saat kau terjatuh
Kau hanya terdiam seribu bahasa
Seakan membuatku bingung
Atas kebodohanku
Yang tak tau apa yg hrs ku lakukan
Kau jadikan senjata
Untuk menikamku dari belakang

Saat ku terjatuh
Aku mengaduh, mengeluh kesakitan
Tak berdaya ku berharap uluran tangan

Kau diam di tempat kamu berdiri
Meneriaki ku untuk bangkit sendiri
Mendekatpun tidak
Apalagi menatihku

Kau bilang aku tidak mengerti
Kau bilang juga butuh dimengerti
Kau bilang sangat mengerti
Bahkan aku sendiripun tidak mengerti
Atau memang benar aku tidak bisa menegerti ?
Menegrti tentang semua ini..
Dimana pengertian itu ???

PELAGA


Rupa kan dikau
Tiada pernah hinggap di angan
Namamu pun
Jauh dari bayang
Bak si buta menyusur gulita
Tangan meraba, kaki curiga

Pun berbekal tekad jalang
Kutabuh bedug dan kendang
Ayun langkah nan panjang
Hempaskan carang melintang
Tali kasut terikat kencang
Cita dan asa teguh ku pegang

Kau lihat
Kau lempar senyum
Kau sapa
Tangan kanan kau pegang kembang
Tangan kiri kau genggam parang
Kulipat punggungku
Kumasuk rumahmu

Malam berganti pagi
Pagi berganti siang
Siang berganti petang
Petang berganti malam

Bayu, bayu, bayu
Sungguh tajam kau menusuk tulangku
Tirta
Datang dan pergi kau sesuka hati
Pun kau manja
Menanti kupinang di pagi buta dan senja

Hai kau yang tak ku kenal
Kenapa kau beri aku makan?
Hai kau sahabatku
Kenapa kau menanggung penderitaanku?
Hai kau saudaraku
Kenapa kau buat aku berat melepaskanmu?

Musim tanam tlah berlalu
Musim panen tlah usai
Tiba waktunya bawa pulang hasil tuaian
Berkelana cari ladang ibu

Tiada gandum kutinggalkan padamu
Hanya remah daun dan ranting tersisa untukmu
Berharap mampu jadi pupuk bagimu
Menanti petani baru
Tuk semai dan penuhi lumbungmu

Tiada nyali kutatap wajahmu
Tertundukku mohon maaf darimu
Besar hati kulambungkan terima kasih padamu
Kulambai tangan seraya berucap...
Selamat Tinggal...
Pelaga...